Sabtu, 07 September 2013

Pandemonium by Lauren Oliver [Book Review]


Judul: Pandemonium
Karya: Lauren Oliver
Penerbit: Mizan Fantasi
Tebal: 496 Halaman

Seri kedua buku Delirium karya Lauren Oliver, Pandemonium.. Begitu membuka halaman pertama, saya sudah disambut dan diingatkan dengan kepergian Alex.

"Peluk aku," pintaku, tapi Alex tak bereaksi. Kucoba menggeser tubuhku, mengisi ceruk kosong di antara lengan dan dadanya, tapi tubuhnya kaku membeku. "Alex," panggilku. "Ayolah, aku kedinginan."
"Aku kedinginan," dia membeo, dengan bibir yang hampir tak bergerak. Bibirnya membiru dan pecah-pecah. Ditatapnya jalinan dedaunan itu tanpa berkedip.
"Tatap aku," pintaku lagi, tapi dia tak menoleh, tak mengerjap, dan tak bergerak sedikit pun. Perasaan histeris kian memuncak di dalam dadaku. Batinku menjerit, ada yang salah, ada yang salah, ada yang salah. Aku pun bergegas duduk dan meletakkan tangan pada dada Alex yang sedingin es. "Alex" panggilku, yang kemudian berubah menjadi pekikan singkat dan tajam: "Alex!"

Dahulu
Kini, hanya tinggal Lena seorang, Alex telah pergi untuk selamanya. Lena berhasil mencapai alam liar dengan selamat walaupun di tengah perjalanan menuju alam liar ia sekarat dan hampir mati. Namun nasib baik berpihak padanya, ia diselamatkan oleh penghuni alam liar dan memulai kehidupan baru disana. Kehidupan Lena di alam liar bukan kehidupan yang mudah, ia harus menyesuaikan diri disana, hidup dengan keterbatasan makanan, pakaian, bahkan air bersih. Ditambah dengan kepergian Alex, hidup Lena semakin tidak karuan, ia merasa bersalah dengan kepergian Alex, kalau saja dulu ia tidak berencana meninggalkan Portland, mungkin tidak akan seperti ini, mungkin Alex tidak akan pergi.

Kini
Sekarang Lena adalah bagian dari para Invalid, ia pindah ke New York demi misinya mengacaukan organisasi anti deliria, dan disanalah ia bertemu Julian, putra pemimpin organisasi yang masih rentan terkena deliria. Lena tidak tahu bahwa ia bisa jatuh cinta lagi setelah kepergian Alex, ia tidak tahu bahwa ia bisa jatuh cinta dengan Julian. Lalu, bagaimana dengan Alex? Apakah dengan jatuh cinta dengan Julian, ia mengkhianati Alex?

Alur cerita novel ini bisa dibilang memakai alur campuran, karena menceritakan tentang kehidupan masa kini, masa lalu, masa kini, masa lalu dan begitu seterusnya. Masa lalu menceritakan saat Lena di alam liar, sedangkan masa kini menceritakan Lena di New York. Bagi orang yang berpikir bacanya ribet atau membingungkan, sebenarnya nggak kok, malah itu membuat ceritanya lebih menarik dan lebih detail.
Lena yang sekarang sudah berubah dibanding Lena yang dulu, Lena bertransformasi menjadi sosok gadis yang kuat setelah semua yang telah dilaluinya bersama Alex dan kehidupannya di alam liar menuntut agar Lena tidak lembek/lemah.
Sebenarnya agak disayangkan kalau Lena begitu cepat move on dari Alex ke Julian, dengan hidup Lena yang terus dibayang-bayangi oleh Alex, rasanya terlalu cepat untuk move on. Namun tokoh Julian yang menarik memang tidak bisa disepelekan, apalagi mengingat Lena yang kesepian, bukan tidak mungkin Lena jatuh cinta dengan Julian. Secara keseluruhan, buku kedua ini bukan cuma menyajikan percintaan seperti di buku pertama, melainkan perjalanan Lena yang panjang dan Lena yang akhirnya bertemu ibunya walaupun hanya sekilas. Yang paling mengejutkan dari buku ini adalah...... Endingnya! Bikin merinding baca endingnya, ternyata...............
(ayo baca kalau ingin tahu) :D
Lauren Oliver tega-teganya membuat saya sangat penasaran dengan kelanjutannya. Saya memberi 4 bintang dari 5 bintang, rasanya tidak sabar menunggu Requiem terbit :D

Alex

Julian

Which one will you choose? :D

Sinopsis
Lena Haloway bersumpah untuk mengubur masa lalunya dan Alex yang penuh kobaran api. Dia kini menjadi bagian dari Invalid dan pemberontak, berbaur dengan Alam Liar, menyusup dalam organisasi anti-deliria di New York. Misinya adalah mengacaukan organisasi tersebut dan mengembalikan perasaan cinta kepada orang-orang yang hidupnya sudah bagaikan mayat berjalan.
Dalam aksinya, Lena bertemu Julian, putra pemimpin organisasi yang masih rentan terkena deliria. Kebersamaan mereka menimbulkan kembali perasaan terlarang itu: cinta. Pada akhirnya, mampukah Lena memilih, antara membiarkan dirinya jatuh di pelukan Julian, mengkhianati cintanya kepada Alex.. atau terbunuh di tengah-tengah kebisingan dan ketidakpastian?

Slated by Teri Terry


Judul: Slated
Karya: Teri Terry
Penerbit: BIP
Tebal: 545 halaman

Bisakah kau tahu kebenaran jika ingatanmu telah dihapus? Itulah yang tertulis pada cover buku Slated by Teri Terry yang membuat saya tertarik untuk membaca buku ini, ditambah dengan label "Nominasi The Branford Boase Award 2013" yang akhirnya membuat saya memutuskan untuk membeli buku tersebut.
Sebelum saya membaca, saya selalu berekspektasi tinggi pada sebuah buku, apapun itu bukunya, apalagi kalau buku tersebut berbau-bau science fiction yang tambah menarik minat saya untuk membaca.

Slated menceritakan tentang seorang gadis bernama Kyla yang telah dihapus ingatannya. Kyla memulai kehidupan barunya bersama keluarga yang mengadopsinya setelah 9 bulan di rumah sakit menjalani prosuder penghapusan ingatan. Orang-orang yang dihapus ingatannya adalah orang-orang jahat atau bisa disebut teroris, namun Kyla tidak mengetahui mengapa ia dihapus dan tidak seorangpun memberitahunya mengapa ia dihapus. Sesuai dengan prosedur, orang-orang yang telah dihapus tidak akan ingat apapun di masa lalunya, tapi Kyla berbeda, ia mengalami mimpi-mimpi buruk yang mengingatkannya akan masa lalunya, kadang jika ia melakukan sesuatu di kehidupan barunya, ia suka teringat jika di masa lalu ia juga pernah melakukannya. Kyla juga harus memakai benda yang disebut Levo, benda tersebut diikat di tangan seperti jam tangan untuk mengetahui tingkat kebahagiaan dalam dirinya, Kyla tidak boleh marah atau sedih terlalu dalam yang dapat membuat tingkatan Levo menurun drastis dan dapat menggosongkan tubuh Kyla. Intinya, Levo adalah semacam sistem keamanan dalam tubuh agar orang-orang yang telah dihapus ingatannya tidak dapat melakukan perbuatan jahat. Levo tersebut tidak bisa dilepas sampai Kyla berumur 21 tahun. Jika Kyla melepasnya dengan paksa, Kyla akan mengalami kejang-kejang dan.... mati.

Di awal cerita memang agak membosankan, namun saya terus membaca berharap di pertengahan ceritanya akan membuat saya tertarik untuk terus membaca, namun setelah sampai di pertengahan... sungguh membosankan luar biasa, tidak ada pencapaian klimaks, kejadiannya terus diulang-ulang, seperti membaca hal yang terus menerus diulang akan membosankan bukan? Tempat-tempatnya pun selalu itu-itu saja, misalnya hari pertama, rumah, sekolah, hutan. Hari kedua, rumah, sekolah, hutan, belajar kelompok, dan begitu seterusnya.. Masalah yang terdapat dalam buku ini juga tidak jelas dan sampai buku ini sudah tersisa beberapa lembar pun belum ada jawaban dari suatu masalah tersebut, selalu timbul masalah, namun tidak ada jalan keluarnya, buntu, dan kemudian muncul masalah, dan buntu lagi. Karakter Ben sebagai cowok yang disukai Kyla juga tidak kuat, seperti samar-samar, tidak ada yang membuat saya greget sewaktu membaca buku ini, dari awal sampai akhir, semuanya FLAT.. Dilihat dari akhir cerita buku ini juga tidak selesai dan pasti ada buku keduanya, tapi terima kasih, saya rasa saya cukup sampai di buku pertama saja. Saya juga sempat searching mengenai buku ini di google, betapa kagetnya saya melihat rating 4,1 di goodreads, dan kebanyakan orang-orang memberi 4 bintang, bahkan 5... Ini masalah selera atau apa ya?
Di sinopsis buku ini juga ada komentar dari L.A Weatherly, pengarang ANGEL "Mencekam, mengerikan dan terlalu nyata. Thriller yang tak mungkin dilewatkan" Melihat komentar itu, siapa sih yang tidak tertarik? Namun setelah membaca, saya sangat tidak setuju dengan komentarnya dan saya sangat kecewa.. Maka dari itu saya hanya memberi 1 bintang dari 5 bintang. 

Sinopsis
Ingatan Kyla sudah dihapus, kepribadiannya dihilangkan sama sekali, ingatannya hilang untuk selamanya.
Pemerintah memvonisnya sebagai seorang teroris, tetapi memberinya kesempatan kedua, selama ia mematuhi peraturan mereka. Namun, gaung dari masa lalunya berbisik di pikiran Kyla.
Seseorang berbohong kepadanya, dan tidak ada apa pun yang seperti kelihatannya. Siapa yang bisa ia percaya dalam pencariannya akan kebenaran?